Konflik antara Elon Musk dan OpenAI semakin memanas pada tahun 2025. Musk, yang merupakan salah satu pendiri OpenAI sebelum keluar dari organisasi tersebut, kembali melontarkan kritik pedas terhadap CEO OpenAI, Sam Altman. Dalam sebuah unggahan media sosial, Musk menyebut Altman sebagai "Scam Altman", merujuk pada dugaan bahwa Altman dan OpenAI telah menyimpang dari misi awal mereka untuk mengembangkan kecerdasan buatan demi kepentingan umat manusia secara terbuka.
Latar Belakang Konflik
Sejak awal, OpenAI didirikan dengan visi menciptakan AI yang transparan dan dapat diakses oleh semua orang. Namun, perubahan dalam struktur OpenAI, termasuk kemitraan dengan Microsoft dan pembatasan akses terhadap model AI canggih seperti GPT-4 dan GPT-5, membuat Musk semakin skeptis terhadap organisasi tersebut.
Pada awal 2025, Altman bersaksi di hadapan Senat AS dan mengklaim bahwa dia tidak memiliki kepemilikan saham di OpenAI dan hanya bekerja di sana sebagai bentuk pengabdian. Musk dengan cepat menanggapi pernyataan ini dengan sindiran, menyebutnya sebagai "penipuan besar", yang memicu gelombang spekulasi mengenai transparansi dan arah kebijakan OpenAI.
Dampak dan Reaksi Publik
Pernyataan Musk memicu perdebatan luas di media sosial, dengan para pendukungnya menuduh OpenAI telah menjadi perusahaan tertutup yang lebih mementingkan keuntungan dibandingkan transparansi. Sebaliknya, banyak pendukung OpenAI yang berargumen bahwa langkah-langkah yang diambil perusahaan diperlukan untuk memastikan pengembangan AI yang bertanggung jawab.
Microsoft, sebagai mitra utama OpenAI, juga turut memberikan tanggapan, menegaskan bahwa kemitraan mereka bertujuan untuk mempercepat inovasi AI tanpa mengorbankan etika dan keamanan.
Kesimpulan
Perseteruan antara Musk dan OpenAI tampaknya belum akan mereda dalam waktu dekat. Dengan perkembangan AI yang semakin pesat, transparansi dan kepemilikan teknologi ini akan terus menjadi isu utama dalam perdebatan global.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa membaca sumber berita dari Live Mint【7】.